Bengkulu - Harga kopi di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, kembali mengalami kenaikan. Saat ini, harga kopi di tingkat petani mencapai Rp76.000 per kilogram, naik dari Rp70.000 per kilogram. Sementara, jika membeli langsung dari petani, harga kopi berkisar antara Rp65.000 hingga Rp70.000 per kilogram.
Kenaikan harga ini menjadi kabar gembira bagi para petani kopi di Kepahiang. Pasalnya, harga kopi di daerah ini sempat anjlok beberapa waktu lalu. Namun, di balik lonjakan harga ini, para petani dihadapkan dengan masalah baru, yaitu maraknya aksi pencurian kopi.
Seorang petani kopi di Batu Bandung, Kepahiang, Yulianto mengaku cemas dengan maraknya aksi pencurian kopi ini. Menurutnya, para pencuri tidak hanya mencuri kopi yang sudah dipanen, tetapi juga kopi yang masih di batang.
"Sekarang, kalau menjemur kopi di siang hari, kita harus menugaskan satu orang untuk berjaga. Soalnya, pernah waktu itu kopi di dalam karung mau dijemur, diangkut pakai motor," kata Yulianto.
Yulianto menambahkan, pencurian kopi di batang semakin banyak terjadi. Petani pun harus meninggalkan aktivitas lain dan fokus untuk menjaga kopi mereka.
"Ada yang melapor, ada yang tidak. Susah juga mau dilacak, paling jejak kaki di kebun, rontokan kopi yang jatuh, karung, jejak motor," tambah Yulianto.
Akibat maraknya aksi pencurian ini, beberapa petani terpaksa berjaga bersama di kawasan kebun kopi. Bahkan, beberapa dari mereka bermalam hingga berhari-hari di pondok kebun.
Lonjakan harga kopi dan maraknya aksi pencurian kopi menjadi dilema bagi para petani di Kepahiang. Di satu sisi, mereka senang dengan harga kopi yang tinggi. Di sisi lain, mereka harus waspada terhadap para pencuri yang mengincar hasil panen mereka.
Pemerintah daerah terkait diharapkan dapat mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini, baik dengan membantu meningkatkan keamanan di kawasan kebun kopi maupun dengan mencari solusi untuk mencegah pencurian kopi.