,

Iklan

Sektor Keuangan Stabil, Pertumbuhan Kredit dan Pasar Modal Meningkat

Admin
15 Jul 2024, 16:43 WIB Last Updated 2024-07-15T09:43:22Z


Bengkulu - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bengkulu, Ayu Laksmi Syntia Dewi, mengumumkan bahwa sektor jasa keuangan di Provinsi Bengkulu menunjukkan stabilitas yang baik hingga Mei 2024. Hal ini didukung oleh kinerja positif, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga.

"Sektor keuangan stabil, pertumbuhan kredit dan pasar modal meningkat. Hal ini diharapkan dapat terus mendukung pertumbuhan ekonomi daerah di tengah ketidakpastian global saat ini," kata Ayu dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/7/24).

Menurut laporan OJK, pada Mei 2024, tercatat penyaluran kredit perbankan di Provinsi Bengkulu mengalami pertumbuhan tahunan (yoy). Kredit yang disalurkan oleh Bank Umum tumbuh sebesar 7,05 persen yoy. 

Selain itu, aset Bank Umum di daerah ini juga meningkat sebesar 7,17 persen yoy, mencapai angka yang signifikan. Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dikumpulkan oleh bank umum di Provinsi Bengkulu pada Mei 2024 mencapai Rp16,99 triliun, naik 8,02 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Eksposur kredit perbankan hingga 31 Mei 2024 menunjukkan pertumbuhan yang solid dalam kategori investasi, modal kerja, dan konsumsi. Total kredit yang disalurkan di Provinsi Bengkulu mencapai 5,5 miliar untuk investasi, 8,6 miliar untuk modal kerja, dan 14,3 miliar untuk konsumsi. 

Secara sektoral, sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan menyumbang 22 persen dari total pertumbuhan kredit, diikuti oleh sektor pemilikan peralatan rumah tangga lainnya (termasuk pinjaman multiguna) sebesar 22 persen, serta perdagangan besar dan eceran sebesar 18 persen. Mayoritas kredit juga diberikan kepada debitur usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

BPR/BPRS di Provinsi Bengkulu juga menunjukkan tren kinerja positif meskipun tidak signifikan pada April 2024. Kredit yang disalurkan meningkat sebesar Rp26,58 miliar atau 12,52 persen yoy pada Mei 2024. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga juga mengalami peningkatan yang signifikan, mencapai Rp27,7 miliar atau 15,50 persen yoy.

"Meski demikian, tercatat penurunan tidak signifikan pada total aset, yakni sebesar -Rp2,33 miliar atau 0,81 persen," jelas Ayu.