Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal, menjelaskan bahwa deflasi terjadi karena sejumlah komoditas pokok mengalami penurunan harga. Beras, yang biasanya menjadi penyumbang inflasi, menunjukkan tren penurunan harga karena stok beras di pasaran cukup berlimpah untuk memenuhi permintaan masyarakat.
Selain beras, bawang merah dan ongkos angkutan udara juga mengalami penurunan harga. Win Rizal menambahkan bahwa pasokan bawang merah dari sentra produksi di Pulau Jawa mulai stabil, sedangkan ongkos angkutan udara kembali normal setelah mengalami kenaikan pada April-Mei 2024.
Meskipun mengalami deflasi pada Juni 2024, secara keseluruhan inflasi di Bengkulu pada tahun berjalan (ytd) masih berada dalam kisaran target inflasi nasional plus minus 2,5 persen. Inflasi ytd pada Juni 2024 mencapai 1,56 persen, sedangkan inflasi bulanan (mtm) mengalami deflasi 0,04 persen.