Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan signifikan dalam sebulan terakhir, melonjak lebih dari 6% didorong oleh derasnya aliran dana asing yang masuk ke pasar modal Indonesia.
Secara keseluruhan, investor asing mencatatkan akumulasi net buy di pasar reguler dan negosiasi sebesar Rp7,28 triliun selama periode tersebut. Rinciannya, di pasar reguler tercatat net buy senilai Rp3,05 triliun, sedangkan di pasar negosiasi dan tunai mencapai Rp4,22 triliun.
Aliran dana asing ini terlihat selektif dalam memilih saham-saham yang diborong. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi primadona investor asing dengan net buy mencapai Rp3,3 triliun.
Diikuti oleh PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dengan net buy senilai Rp928 miliar dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) di posisi ketiga dengan net buy Rp592,9 miliar.
Investor asing juga menunjukkan minat terhadap emiten afiliasi Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), dengan net buy Rp424 miliar. Selain itu, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) juga mencatatkan net buy sebesar Rp352,5 miliar.
Penguatan IHSG yang dipicu oleh aliran dana asing ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia yang terus bertumbuh. Hal ini sejalan dengan berbagai indikator ekonomi makro yang positif, seperti pertumbuhan PDB yang stabil, inflasi yang terkendali, dan nilai tukar rupiah yang menguat.
Analis pasar modal memprediksi bahwa IHSG masih memiliki potensi untuk terus menguat dalam jangka menengah hingga panjang. Hal ini didukung oleh fundamental ekonomi Indonesia yang kuat dan berbagai sentimen positif, seperti rencana pemerintah untuk meningkatkan investasi infrastruktur dan daya tarik sektor pariwisata.
Namun, investor tetap perlu mencermati berbagai risiko global yang dapat memengaruhi pergerakan pasar modal, seperti kebijakan moneter Bank Sentral Amerika (The Fed) yang menaikkan suku bunga dan potensi resesi global.